Sunday, July 8, 2018

PERUBAHAN PARADIGMA 5 ke 7 Tahap HACKING



Pada sertifikasi CEH terdapat 5 tahapan hacking yaitu :
    Reconnaissance
Reconnaissance adalah tahap mengumpulkan data awal, dimana hacker akan mengumpulkan data tentang target sebanyak-banyaknya sebagai data awal. Baik nama anggota keluarga, tanggal lahir, tempat kerja beserta informasi didalamnya. 
    Scanning
Merupakan tanda dari dimulainya sebuah serangan oleh hacker atau yang lebih dikenal dengan pre-attack. Yang dilakukan hacker pada tahapan ini adalah mencari berbagai kemungkinan yang bisa digunakan untuk menyerang target. Melalui scanning ini, hacker akan mencari berbagai kemungkinan yang bisa digunakan untuk mengambil alih komputer target dengan menggunakan informasi yang didapatkan pada tahapan scanning, hacker bisa mencari jalan masuk untuk menguasai komputer target.
    Gaining Access
Tahapan ini merupakan tahapan penerobosan (penetration) setelah hacker berhasil mengatahui kelemahan yang ada pada komputer atau system korban melalui tahapan scanning. Tahapan ini tidak harus selalu sebuah tahapan yang canggih karena hacker bisa saja memanfaatkan kelemahan user. Dengan menggunakan semua informasi yang didapatkan, hacker akan mulai menyerang komputer korban untuk kemudian menguasainya.
    Maintaining Access
Setelah mendapatkan akses ke komputer korban maka biasanya hacker menanamkan backdoor untuk tetap menguasai komputer target, meskipun sudah diperbaiki oleh yang mempunyai komputer. Setelah mendapatkan akses ke komputer korban, hacker biasanya ingin tetap menguasai komputer tersebut.
Ketika korban mengganti passwordnya atau ketika korban memperbaiki kelemahan yang ada, hacker biasanya tidak ingin kehilangan kekuasaannya terhadap komputer tersebut. Untuk itu, biasanya sorang hacker akan berusaha mempertahankan kekuasaanya terhadap komputer korban dengan berbagai cara seperti dengan menanamkan backdoor, rootkit, trojan, dll. Untuk mempertahankan kekuasaanya, hacker bahkan bisa memperbaiki beberapa kelemahan yang ada pada komputer korban agar hacker lain tidak bisa memanfaatkannya untuk mengambil alih komputer yang sama.
    Covering Tracks
Covering tracks merupakan proses untuk menutupi jejak hacker, misalnya dengan cara menghapus log file serta semua jejak yang mungkin ditinggalkan. Apakah anda berminat merasakan sejuknya tidur dibalik terali besi? Hacker juga tidak ingin merasakan hal-hal semacam ini karena ancaman yang sangat nyata terhadap mereka, apalagi di negara yang sudah mempunyai hukum yang jelas.

Pada saat sekarang ini terjadi pergeseran hacktivism dari 5 tahap ke 7 tahap dikarenakan perubahan pola perilaku user dan perkembangan teknologi dalam hal komunikasi seperti pemanfaatan social media yang mendunia.
Penyerangaan dengan metode lama menghabiskan banyak biaya karena menyerang infrastruktur, dari luar ke dalam. Sekarang metode yang digunakan yaitu dengan melakukan penyerangan dari dalam lalu merembet keluar yang dikenal dengan nama Kill Chain. Metode Kill Chain ini menghabiskan biaya yang lebih murah. Penyerangan juga dapat dilakukan dengan mudah. Target yang di tujupun lebih fokus. Intrusion Kill Chain dapat didefinisikan sebagai sebuah metodologi deteksi berbasis intrusi yang memungkinkan seorang security analyst untuk fokus pada berbagai tahap pada sebuah serangan atau intrusi. Sebuah intrusi pada jaringan tidak bisa terjadi begitu saja dan memerlukan beberapa tahap untuk dapat berhasil dan mencapai tujuannya.
Berdasarkan paper yang dikeluarkan oleh Lockheed Martin, Intrusion Kill Chain dibagi menjadi 7 tahapan yakni Reconnaissance, Weaponization, Delivery, Exploitation, Installation, Command and Control (C2), dan Actions on Objectives.
    Reconnaissance
Merupakan langkah yang dilakukan penyerang sebelum melakukan serangan, langkah ini biasanya penyerang menentukan manakah target yang akan menghasilkan keuntungan terbanyak, pada langkah ini penyerang akan mengumpulkan informasi dari target serangan sebanyak banyaknya sebelum melakukan serangan sesungguhnya. Terdapat berbagai macam teknik untuk melakukan reconnaissance, yang paling umum reconnaissance ini dikelompokkan kedalam 2 tipe yakni Aktif dan Pasif.
    Weaponization
Tahapan ini dilakukan bergantung dari jumlah dan kualitas informasi yang berhasil didapatkan dari proses reconnaissance, attacker akan mulai menyusun skenario serangan yang paling cocok terhadap targetnya, dan tahap ini disebut weaponization. Tahapan ini lebih banyak terjadi pada sisi attacker sehingga cukup sulit dideteksi sampai serangan tersebut dijalankan Fase ini sangat bergantung pada informasi hasil reconnaissance sehingga untuk mengurangi tingkat keberhasilan dari attacker dapat dilakukan pembatasan informasi apa saja yang mungkin dapat diketahui oleh attacker pada fase reconnaissance. Dan juga memastikan bahwa setiap vulnerability yang terdapat pada jaringan internal dilakukan patch sebelum berhasil dieksploitasi oleh attacker.
    Delivery
Skenario yang telah disiapkan sebelumnya pada fase weaponization kemudian dijalankan pada fase delivery. Payload ataupun exploit yang telah dipilih sebelumnya akan dikemas sedemikian hingga dan dikirmkan ke target dengan berbagai cara misal saja seperti lewat email, usb flash-drive yang sengaja dijatuhkan didekat lokasi target, atau melalui website yang telah disusupi payload dan mengarahkan target untuk mengunjungi website tersebut. Berbagai teknik delivery ini akan tergantung dari jenis informasi apa yang didapat pada fase reconnaissance dan skenario serangannya. Attacker yang berpengalaman biasanya memiliki lebih dari 1 skenario untuk mengantisipasi jika skenario yang lain gagal.
    Exploitation
Exploitation adalah tahapan selanjutnya setelah exploit atau payload berhasil dikirimkan, diterima dan dijalankan oleh target. Exploit akan dijalankan dan mengeksploitasi vulnerability yang ada pada target menyebabkan perangkatnya ter-compromise. Exploitini bisa diberikan langsung pada tahap delivery ataupun hanya berupa dropper dimana exploit yang sesungguhnya akan didownload dari internet saat dropper tersebut dijalankan oleh target.
    Installation
Instalasi dari Remote Access Trojan (RAT) dan backdoor pada target membuat attackermemiliki akses berkelanjutan pada sistem target untuk melancarkan serangan lanjutan ataupun mengincar target lainnya. Attacker yang terlatih dan berpengalaman akan dengan mudah menyembunyikan RAT dan backdoor yang diinstallnya untuk menghindari deteksi, RAT dan backdoor jenis ini biasanya merupakan varian yang telah dimodifikasi
Sistem deteksi tingkat lanjut dapat diimplementasikan untuk memitigasi serangan pada tahap ini. Salah satu contoh implementasi yang biasa dilakukan adalah dengan melakukan monitoring pada event logs dan registry sistem. Berbagai macam perubahan pada sistem akan dideteksi oleh sistem monitoring. Application whitelisting juga bisa dipakai untuk mencegah RAT dan backdoor dapat diinstall pada system.
    Command and Control (C2)
Command and Control (C2) dipakai oleh attacker untuk mengontrol sistem target yang telah ter-compromise secara penuh. C2 ini bisa diimplementasikan pada berbagai protokol tergantung dari kemampuan attacker, C2 yang umum adalah via protokol yang tidak terenkripsi seperti HTTP, DNS, ICMP, dan IRC. Beberapa attacker yang terlatih akan memakai jalur komunikasi terenkripsi untuk menghindari pendeteksian seperti HTTPS dan SSH.
    Actions on Objectives
Setiap attacker pasti memiliki tujuan saat melancarkan serangannya, entah itu hanya untuk melatih kemampuan dan untuk pamer atau yang lebih serius lagi seperti pencurian informasi dan cyberterrorism. Ketika attacker telah berhasil mencapai targetnya maka security analyst yang melakukan NSM dan CSMse bagai defender dapat dikatakan gagal dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu salah satu tugas security analyst adalah untuk mencegah attacker mendapatkan tujuannya, medeteksi serangannya dan memutus serangan tersebut pada fase atau tahap yang tepat sesuai Intrusion Kill Chain.

No comments:

Post a Comment